Penantian ini semakin lama semakin panjang. Entah itu dari senin hingga minggu atau bahkan Januari hingga Desember. Telah kutitipkan kesabaran dan rasa rinduku pada secarik harapan yang akan terbang tertiup waktu dan menghilang diantara ruang.
Di sini aku menunggu, menunggu hingga musim berganti. Sembari menatap jenuh awan yang berlalu karena tak kunjung membawa pulang sang angin.
Awan berganti hujan, rindu berganti air mata. Amarah awalnya berada di puncak segera terjun menjadi kerelaan.
Tak pernah terpikir bagaimana rasanya lenyap? lenyap dari guratan guratan dimensi dan pergi entah kemana. Seolah kenangan rasanya tak berarti, dulunya manis terasa hambar, dulunya pahit bahkan terasa hambar.
Rasanya tak habis pikir, mengapa ada hal serumit ini? Ketika keberadaanmu mulai kupahami, mengapa justru keberadaanku yang mulai memudar?
Salahkah waktu? Tidak, kurasa waktu tak pernah salah. Ia tetap berputar sebagaimana ia ditakdirkan. Jadi inikah takdir?
Takdir yang nyata namun tak dapat terjamah? Takdir yang membuat setiap langkah terbebani, terasa berat untuk maju.
Kembali ke masa lalu, apa yang harusnya terjadi kenapa harus terjadi? Kenapa tidak dibatalkan saja (?). Percuma memang jika lagi lagi menyalahkan takdir, manusia tidak pernah berhak.
Tuesday, 23 April 2013
Sebuah Penantian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Komentar yang baik ^^ Enjoy your time