Apa yang terpikir saat Anda
mendengar kata ‘pemimpin’ ? Tentu saja, seseorang yang berwibawa, jujur, adil,
tegas, bijaksana, dsb. Tapi coba bandingkan dengan apa yang Anda pikirkan saat
melihat seorang pemimpin. Anda akan berpikir, apa dia terlihat berwibawa? Terlihat
jujur? Terlihat adil? Dsb?
Nah di masa sekarang, definisi kata ‘pemimpin‘ mungkin tidak sejalan lagi dengan kenyataan yang terlihat sekarang. Bagaimana tidak? Kasus korupsi dan kasus-kasus lain yang kebanyakan dilakukan oleh para pemimpin bangsa ini seakan telah mengubah citra mereka sebagai pemimpin. Kata tegas, jujur dan adil seakan hanya menjadi suatu visi dan misi awal. Tapi selanjutnya? Tidak ada yang bisa menjamin perealisasiannya. Untuk itu, sangat diperlukan suatu pendidikan yang mengarah kepada pembentukan karakter. Tidak hanya mampu mendorong seseorang untuk menjadi pemimpin, tetapi juga mampu menanamkan bagaimana gemercik-gemercik nurani seorang pemimpin. Hal yang terpenting dalam gemercik-gemercik itu dapat kita peroleh apabila kita sedikit bisa merasakan dan menjadi peka terhadap sesuatu yang ada di sekitar. Sikap peka dan peduli itu biasa kita sebut tingkat kemanusiaan seseorang.
Nah di masa sekarang, definisi kata ‘pemimpin‘ mungkin tidak sejalan lagi dengan kenyataan yang terlihat sekarang. Bagaimana tidak? Kasus korupsi dan kasus-kasus lain yang kebanyakan dilakukan oleh para pemimpin bangsa ini seakan telah mengubah citra mereka sebagai pemimpin. Kata tegas, jujur dan adil seakan hanya menjadi suatu visi dan misi awal. Tapi selanjutnya? Tidak ada yang bisa menjamin perealisasiannya. Untuk itu, sangat diperlukan suatu pendidikan yang mengarah kepada pembentukan karakter. Tidak hanya mampu mendorong seseorang untuk menjadi pemimpin, tetapi juga mampu menanamkan bagaimana gemercik-gemercik nurani seorang pemimpin. Hal yang terpenting dalam gemercik-gemercik itu dapat kita peroleh apabila kita sedikit bisa merasakan dan menjadi peka terhadap sesuatu yang ada di sekitar. Sikap peka dan peduli itu biasa kita sebut tingkat kemanusiaan seseorang.
Mengingat dan berpikir kembali tentang kata ‘kemanusiaan‘ , gambaran tidak langsung yang akan timbul adalah orang-orang saling membantu manusia lain yang memerlukan uluran tangannya. Siapa orang-orang itu? Jawabannya tentu saja anggota Palang Merah dan orang-orang yang berkecimpung dalam hal seperti itu. Mereka adalah orang-orang dengan jiwa kemanusiaan tinggi dengan sikap adil, sigap, dan tanggap. Tidakkah kita melihat ada gemercik kepemimpinan dalam diri mereka?
Jiwa kemanusiaan yang tinggi, ketika mereka menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan, rasa peka dan kepedulian yang mendalam yang telah tertanam bahkan tertancap dalam diri akan membuat mereka lebih mampu merasakan apa yang dirasakan rakyatnya. Mereka akan jauh lebih paham bagaimana kesusahan dan kesengsaraan orang-orangnya. Dan mereka akan jauh lebih peduli bagaimana kelangsungan hidup semua rakyatnya. Kenapa? Karena hati nurani mereka telah tersistem dan terlatih untuk peka terhadap hal-hal seperti itu. Hati itu telah ditanamkan rasa, dimana rasa itu seakan membuat diri mereka dapat merasakan masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Dan itu tidak dilakukan dengan benar dan menimbulkan kesalahan, bukanlah hukuman yang mereka dapatkan, tetapi sebuah rasa penyesalan yang amat mendalam yang akan menjadi pelajaran berharga di dalam diri mereka.