Teman ??
Hari ini kelas kami mendapatkan seorang
murid baru. Namanya Rissa. Katanya, Rissa adalah murid pindahan dari Bandung.
Orangnya sih cantik, putih dan tinggi. Tapi dari segala kelebihannya itu ia
nampak seperti gadis yang lugu.
xxxxxxxxxx
2 tahun berlalu…..
Aku, San dan Eza menjadi dekat dengan Rissa.
Walaupun tidak sedekat persahabatanku dengan Eza dan San, tetapi kami sering
Hang Out bersama Rissa.
Namun entah
mengapa perasaanku berkata, kedekatan
kami dengan Rissa membuat kami sering di hujani oleh bencana. Tak tanggung
tanggung, musibah itu dapat merenggut nyawa kami bertiga.
Xxxxxxxxx
Suatu
hari,,,,,,,,
Aku dan Eza sedang
berkunjung ke apartemen Rissa. Kami dapat memandangi alam yang sangat eksotis
di sana. Ketika sedang asyik asyiknya memandangi alam dari dalam apartemen,
tiba tiba Hp Eza bordering, ia pun segera keluar dari apartemen karena
sinyalnya tidak mendukung. Di saat yang sama, Rissa berniat untuk mengambil
minuman untuk kami di lobi.
“ Nin,,,, aku mau
pergi ambil minuman dulu yaa di lobi !! “ kata Rissa
“ ok…… Tapi…. “
“ tapi kenapa Nin ? “
“ kamu yakin mau
tinggalin aku disini sendirian ?? nggak takut ada barang hilang ? “ kataku
menggoda
“ hahahahha
emangnya kamu mau mencuri apa ??? upppss aku nggk bakal bilang bilang kok !! “
balas Rissa
“ Ya nggak lah !!! tenang aja “
Aku pun sendirian
di Apartemen Rissa. Karena bosan, ku coba untuk menyusuri teras depan. Ketika
aku sedang bersandar di tiang pembatas, aku mendengar suara hentakan kaki,
kupikir itu mungkin Eza atau Rissa. Tapi ketika aku berbalik, seseorang
mendorongku melewati pagar pembatas. Untungnya aku tidak terjatuh, aku masih
berpegangan pada pagar pembatas itu. Aku berteriak sekeras kerasnya karena
panic.
“ Tolong.. tolong
!!! “ teriakku
Mendengar
teriakanku, Eza pun segera masuk ke apartemen Rissa dan menuju ke teras depan
“ Nina ?? “
panggil Eza
“ Za,,, tolong,,,
aku,,,,udah nggk kuat lagi
pegangnya !!! “ pintaku
“ooo,,,ok
,,,,sekarang kamu raih tangan aku !!! “
Aku mencoba meraih
tangan Eza dan…….. Happp…….Eza pun menarikku ke atas. Di saat yang bersamaan
Rissa datang membawa minuman tadi diambilnya di lobi. Ia pun terkejut ketika
melihatku
“ Nina….
Kamu nggak pa-pa ? “ Tanya Rissa heran
“
Iya !!! “ jawabku
“
Emangnya ada apa ?? “ Tanya Rissa
lagi
“
Tadi Nina hampir aja terjun ke
bawah…” jelas Eza
“ Bener…… tapi untung aja Eza datangnya tepat waktu,,,,,,, makasih ya ! “
“ Iya sama sama !!! “
Ku lalu
mengalihkan pandanganku ke sekeliling tempat itu, namun tidak ada orang lain
selain kami bertiga. Aku pun mulai berpikir, lalu siapa yang mendorongku tadi ?
apa mungkin orang itu Rissa atau Eza ?? tapi itu tidak mungkin, karena alibi
mereka sama kuatnya. Siapa ya ?
Xxxxxxxxx
Beberapa hari
telah berlalu,,,,,,,,,,,,
Aku, Eza dan San
kembali hang out bareng Rissa. Kami janjian untuk nongkrong bareng di kafe.
Namun karena suatu alasan, Eza harus berangkat terlebih dahulu. Aku dan San pun
ditugaskan untuk menjemput Rissa.
Sebelum menuju
kafe, aku dan San cukup
lama menunggu Rissa di lobi. Yaaa mungkin dia sedang dandan !!! Akhirnya setelah sekian lama, Rissa pun keluar dengan wajah memelas.
“ Kamu kenapa Rissa ? “ tanyaku
“ Aduuhh… perutku sakit banget nih. !! Kayaknya aku nggk bisa ikutan deh !! “ kata
Rissa
“
Emang sakit banget ya ?? “ Tanya
San
“
Iya !! Rasanya kayak dililit !!! “
“
Mmm gitu yaa,,, kalo gitu lebih
baik kamu istirahat aja !! “ kataku
“ Nggak pa-pa kan?? Kalian nggak akan marah
kan ? “
“ Yaa nggak lah !! Daripada di paksakan, nanti kamunya tambah parah
lagi !! “
“ Makasih ya teman teman !! “
“ Iya !!! “ kataku dan San bersamaan
Aku dan San
bergegas menuju mobil setelah mendengar pernyataan Rissa. Mobil kami pun melaju
kencang menuju ke lokasi kafe. Namun sebelum sampai, San menyadari ada sesuatu
yang aneh pada mobil kami.
“ Kok nggak bisa sih ?? “
“
Ada apa San ? “ tanyaku
“
Kayaknya,,,,,, remnya blong deh !! “ kata San panik
“
Hhaaah ? Blong ??? Trus gimana
?? “ kataku tak kalah panik
“
Nggak tau !!! “
“
Awas !!! Awas San !! “
Kecelakaan
tak terhindarkan lagi. Mobil kami hampir saja menabrak sebuah truk, namun
dengan cepatnya San membanting stir ke kiri. Akhirnya mobil kami menabrak
sebuah pohon besar. Bbraakk !!! mobil rusak parah. Warga yang melihat kejadian
tersebut segera membawa kami ke Rumah
sakit terdekat.
Untungnya
lukaku tidak cukup parah !! Tetapi
aku sedih melihat San, dia harus mendapatkan beberapa jahitan di kepalanya. Karena
panik, aku segera menghubungi Eza agar segera kemari.
Hari ini, San akhirnya diperbolehkan untuk
pulang. Eza telah membawa San terlebih dahulu ke mobil, sementara aku akan
menyusul setelah membereskan barang-barang yang tertinggal. Ketika aku berjalan
di Loby, seseorang menepuk pundakku.
“
Rissa?? “
“
Nin… San kenapa? “
“
Dia kecelakaan saat menuju kafe, remnya blong. Oo ya Riss… kok kamu ada di
sini?“ Tanyaku heran
„
Oh.. ii..itu tadi.. San yang menghubungiku.. ya... San “ jawabnya terbata bata
“
Ooo “
Aku
cukup kaget melihat kehadiran Rissa. Tapi setelah mendengar penjelasannya, aku
pun cukup tenang
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1 minggu kemudian...
Tak
tahu mengapa aku bisa menebak, kali ini pasti gilirn Eza yang akan terkena
bencana. Dan... Bingo !
Hari
ini aku, Eza, San dan Rissa ditugaskan Ibu Rina meninjau pembangunan gedung
DPR. Kami pun berpencar mencari informasi. Namun tiba-tiba aku melihat, di lantai
7 gedung ada sebuah besi besar yang akan jatuh menghujam tubuh Eza. Tanpa babibu lagi segera ku berlari menyelamatkannya
“
Eza awas !!!!!!!! “ teriakku
Kudorong
tubuh Eza sekuat mungkin agar menjauh, dan kibatnya aku dan Eza jadi tersungkur
keras ke tanah. Eza mengalami memar di bagian tangannya. Ya walaupun itu tidak
seberapa dibandingkan jika besi itu mengenainya.
“
Kamu nggak pa-pa, Za? “
“
Iya !! Makasih ya Nin, kamu udah
menolong aku!”
“
Iya, tadi hampir aja !! hhuhh ! “ nafasku lega
“
Eza…Nina ?? Kalian kenapa? “ Tanya Rissa yang tiba-tiba muncul
“ Iya nih, tadi aku denger bunyi keras banget dari
sini. Ada apa sih?“ tanya San
“ Tuh... (Lirikku pada
sesuatu di belakang San)“
“ Haahh.. jangan bilang
kalian dijatuhi besi itu?“
“ Hampir !!!“ Kataku
“ Tapi kalian baik-baik aja
kan?“ tanya Rissa dengan nada sok khawatir
“ Iya,
paling cuman memar ini (menunjukkan memar di tangannya)” Kata Eza
Xxxxxxxxxxx
Dugaanku benar, memang ada seseorang yang mencoba
meneror kami. Takut terjadi sesuatu lagi, aku pun menceritakan hal ini pada Eza
dan San. Dan Ternyata mereka berdua juga berpikiran sama denganku ! Akhirnya kami
bertiga mencoba menyelidiki kasus ini.
“ San.. waktu kita di rumah
sakit, apa kamu menghubungi Rissa?“ Tanyaku pada San
“
Rissa? Ya nggak lah ! Gimana caranya? Waktu itu kan aku
lagi dijahit” Jelas San
“ Trus kenapa dia bilang
kalau kamu yang menghubunginya?“ Tanyaku lagi
“ Entahlah ! Tapi beneran
deh, aku sama sekali nggak memberi kabar apa-apa waktu itu“
“ Berarti dia bohong“ Kata
Eza
“ Tapi kenapa?“ Tanyaku
penasaran
Kami pun mencurigai Rissa
sebagai pelaku dan terus memeriksa alibinya. Setelah sekian lama menyelidik,
kebenaran pun terungkap. Akhirnya kami tahu bahwa otak dari semua ini adalah
benar-benar Rissa !
Xxxxxxxxxx
Di Sekolah.....
Kami
membawanya paksa menuju gudang sekolah. Kami akan
mengintrogasinya dengan seksama di sana.
“ Rissa kenapa kamu
melakukan semua ini?“ Tanya Eza
“ Melakukan apa? Aku nggak
ngerti !“ Jawab Rissa dengan muka sok lugu
“ Kenapa kamu mencelakakan
kami?“ Tanya San akhirnya
“ Hahahahhaha rupanya kalian
sudah tahu ! Cepat juga ya, padahal permainan baru saja dimulai“
“
Kenapa? Apa salah kami? Bukannya kami selalu baik terhadapmu? “ Tanyaku
penasaran
“ Mau tau apa salah kalian?”
“ Apa?“ Tanya Eza
“ Kalian itu tidak lebih
dari anak-anak yang suka merendahkan dan menindas orang yang tidak bersalah“
Jawab Rissa dengan mata yang mulai berkaca kaca
“ Apa maksudmu?“ Tanyaku
“ Sudah lupa ya? Teman yang kalian
ejek, kalian tindas hanya karena pennampilannya yang jelek dan gemuk. Kalian
sisihkan dan kalian jauhi di waktu SD? Lupa“
“ Teman SD.....“ Pikir Eza
“ Haaah ! Carissa?“ Kataku
menebak
“ Hahahaha benar ! Aku
Carissa ! orang yang selalu kalian ejek, kalian bully dan kalian perlakukan
sangat tidak manusiawi ! itu aku ! aku !!!“
“ Haah? Kamu benar-benar
Carissa?“ Tanya San tidak percaya
“ Bagaimana? Aku sekarang
sudah cantik, kan? Tidak gemuk dan mengerikan lagi? Malah sekarang sudah lebih
dari cukup untuk menjadi pacarmu kan, San? Bagaimana?“
“ Tidaakkk !!!“ tolak San
mentah-mentah
“ Kenapa lagi? Aku kan lebih
cantik dan lebih sempurna daripada Nina-mu itu !“ kata Rissa sambil memeluk San
“ Lepaskan ! Kau sudah gila
!! Kau memang cantik, tetapi aku tidak akan pernah sudi berpacaran dengan
psikopat sepertimu !
“ Ciihh.. ayolah San..
jangan jadi munafik seperti ini ! Tinggalkan sajalah Nina-mu itu..“ Rayu Rissa
“ Kau pikir siapa dirimu?“
“ Hahahahha dasar munafik
!!!“ kata Rissa sembari memutar kedua matanya berpaling
Tanpa ada yang sadar,
diam-diam aku keluar gudang lalu berlari menuju ruang guru. Aku melaporkan
semua kejadian itu kepada guru karena dapat membahayakan nyawa orang lain.
Segera, aku dan beberapa guru menuju ke gudang untuk meringkus Rissa. Rissa pun
mencoba tetap mempertahankan dirinya dengan melawan. Namun percuma saja,
kekuatannya tak mampu melebihi kekuatan kami. Dia hanyalah gadis lemah yg mulai
berangan-angan menguasai dunia dengan caranya. Dan karena tindakannya itu,
Rissa dibawa ke Rumah Sakit Jiwa khusus untuk pasien-pasien yang sangat
berbahaya.
Sejak saat itu, aku tak
pernah lagi melihat Rissa maupun Carissa !!
Aku pun kembali hidup dengan
damai bersama San yang tak lain adalah pacarku dan Eza sahabat kecilku.
END